Gabus Hapus Sirosis

dr Nyoman Kertia SpPD-KR, “Sirosis disebabkan oleh infeksi hepatitis B, hepatitis C, dan konsumsi alkohol berlebih”
Albumin ikan gabus ampuh membantu penderita sirosis kembali bugar.
Pertengahan 2005 merupakan masa sulit bagi keluarga David Arisnani. Secara tiba-tiba sang ibunda, Mira Khairani, pingsan dan tak sadarkan diri sehingga dilarikan ke rumahsakit di Tangerang, Provinsi Banten. Perasaan cemas menghinggapi David sampai ketika sang bunda sadar. Sederet tes laboratorium kemudian dilakukan untuk mengetahui penyebab penyakit yang diderita Mira.
Berdasarkan hasil tes laboratorium, dokter mendiagnosis Mira menderita sirosis hati. “Saya benar-benar kaget karena ibu tidak pernah mengeluh sakit,” ujar David yang menyebutkan sang bunda sebagai perempuan yang aktif bekerja. Berangsur–angsur kondisi badan Mira melemah. Bobot badanya melorot menjadi 57 kg dari semula 85 kg dalam tiga bulan. Mira juga sering mimisan. Perut perempuan 70 tahun itu membuncit layaknya perempuan hamil. Yang menyedihkan ibu lima anak itu, hanya bisa tergolek lemah di ranjang.
Sirosis
Menurut dokter spesialis penyakit dalam dari rumahsakit dr Sardjito, Yogyakarta, Dr dr Nyoman Kertia SpPD-KR, sirosis merupakan disfungsi hati tahap lanjut. Sirosis menyebabkan hati mengerut karena sel-sel di jaringan hati banyak yang mati dan tidak terjadi regenerasi. Penyebab sirosis antara lain tahap lanjutan infeksi hepatitis B dan hepatitis C serta konsumsi alkohol berlebihan. Sebab hati tidak berfungsi normal, maka metabolisme di tubuh terganggu. Fungsi hati adalah menyimpan glikogen sebagai bahan baku energi, membantu sekresi lemak dan protein, berperan dalam detoksifikasi, serta memproduksi serum protein globulin, albumin, dan 13 protein lain yang berperan dalam pembekuan darah.
Albumin merupakan protein terbanyak yang diproduksi hati. Menurut Prof Dr dr Nurpudji Astuti Daud MPH SpGK, pakar gizi klinis dari Universitas Hasanudin, Makassar, Sulawesi Selatan, albumin merupakan plasma protein tubuh. “Jumlahnya sekitar 50% dari protein total atau normalnya berkisar 3,4—5 g/l,” kata Nurpudji. Penderita penyakit berat umumnya menderita kekurangan albumin sehingga tekanan osmotik di pembuluh darahnya akan terganggu. Dampaknya, cairan dalam pembuluh darah keluar dan menyebabkan pembengkakan atau endema.
Menurut Nyoman, penderita sirosis sering mengalami pembengkakan di bagian perut dan kaki. Bahkan kondisi fisik penderita sirosis sering tampak tak jauh berbeda dengan penderita gizi buruk. Seperti berambut kering, mata cekung, dan lesu. “Salah satu cara untuk memasok ketersediaan protein di tubuh penderita sirosis adalah melakukan infus human serum albumin (HSA),“ ujar Nyoman.
Pada kasus Mira, David urung memberikan infus HSA dalam jangka panjang. Harap mahfum, infus HSA dilakukan 2 kali sepekan dengan biaya hingga Rp3-juta—Rp9-juta. Sayang pemberian infus HSA itu tak berpengaruh banyak terhadap kesembuhan sang bunda. Hampir 8 kali dalam setahun Mira perlu dilarikan ke rumahsakit karena kondisinya drop. Belakangan dokter memperkirakan umur Mira tinggal 1 tahun ke depan. Mendengar itu, David terpukul. “Perasaan campur aduk antara sedih dan bingung,” ungkap David.
Albumin gabus
Berbagai cara ditempuh David demi kesembuhan sang bunda. Namun, hasilnya nihil. Ketika kalut dan pasrah itu David yang mengeluhkan penyakit ibunya saat acara berkumpul koleganya mendapat saran untuk mencoba produk albumin ikan gabus. “Teman saya bilang ada yang bisa membaik kondisinya setelah rajin mengonsumsi albumin,“ kata David. Meski sempat meragukan, David pun mengganti asupan infus HSA dengan konsumsi kapsul ekstrak albumin ikan gabus untuk sang bunda.
Dalam sehari Mira mengonsumsi masing-masing 5 butir kapsul albumin ikan gabus bersama obat dokter. Setelah 3 bulan mengonsumsi kondisi Mira mulai membaik. Badannya yang kurus mulai terlihat berisi. Perutnya yang membuncit mulai mengempis. Tepat tiga bulan berikutnya, Mira sudah bisa bangun dari pembaringan dan beraktivitas seperti semula. Dokter yang menangani Mira takjub melihat perubahan kondisi itu. Tepat setahun mengonsumsi kapsul albumin ikan gabus, Mira sudah bisa mengendarai mobil seperti semula.
Ampuhnya khasiat ikan gabus bagi kesehatan sudah lama terdengar di masyarakat. Namun, riset yang membuktikan khasiat Channa striata itu baru pada pertengahan tahun 1990-an dilakukan. Riset Nurpudji, misalnya menyebutkan kadar albumin dalam tubuh ikan gabus mencapai 21% dari total protein terkandung. Riset lain yang dilakukan oleh Agus Heri Santoso, STP, MSi menunjukkan bahwa pemberian albumin ikan gabus pada percobaan dengan tikus wistar mampu menjaga kadar albumin tikus wistar yang mengalami keracunan parasetamol.
Selain berlimpah albumin, ikan gabus mengandung senyawa atau zat yang mampu membantu proses penyembuhan penyakit. Riset Anna Sari Mustafa dan kawan kawan dari Universitas Brawijaya yang tertuang dalam International Journal of Science and Technology pada Juni 2012 menjelaskan dalam 100 ml ekstrak ikan gabus terdapat 3,43 mg unsur seng (Zn). Jumlah itu dua kali lebih besar dibandingkan kandungan seng pada telur ayam. Seng diperlukan tubuh untuk proses sintesis protein dan perbanyakan sel. Keberadaanya dapat memperbaiki jaringan tubuh yang rusak seperti hati. Selain seng, ikan gabus juga mengandung tembaga (Cu) yang mampu menormalkan kinerja fungsi hati.
Riset yang sama juga membuktikan kadar protein lain pada ikan gabus lengkap. Salah satunya adalah glutamine sebesar 3,093 µg/mg. Menurut Nurpudji, glutamin merupakan senyawa penting untuk membantu proses penyembuhan penyakit. Glutamin merangsang CD4 atau sel T yang merupakan bagian dari sel darah putih, sehingga meningkatkan daya tahan tubuh.
Kini sudah 7 tahun sejak Mira divonis umurnya tinggal setahun lagi bisa bertahan hidup, bahkan ia terlihat bugar. Konsumsi kapsul ikan gabus sudah menjadi teman sehari-hari mengiringi rutinitasnya mengajar di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta. (Nurul Aldha Mauliddinna Siregar)